Universitas Papua (selanjutnya disebut UNIPA) didirikan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 153 tahun 2000, tanggal 3 November 2000. UNIPA merupakan pengembangan dari Fakultas Pertanian Universitas Cenderawasih. UNIPA diresmikan pada hari Sabtu, tanggal 28 Juli 2001 oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi atas nama Menteri Pendidikan Nasional. Perkembangan UNIPA melalui tiga periode, yaitu periode FPPK UNCEN (1964-1982), periode FAPERTA UNCEN (1982-2000), dan periode UNIPA (2000-sekarang).
Kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang diimplementasikan di Universitas Papua merupakan bentuk pelaksanaan dari Rencana Induk Penelitian dan Rencana Induk Pengabdian kepada Masyarakat.
Kehidupan di dalam dan di sekitar kampus membawa pengalaman baru yang berbeda bagi setiap mahasiswa. Dengan lokasi kampus yang berada di 4 kabupaten yang berbeda, mahasiswa akan terbawa untuk mengembangkan wawasan yang ke depannya akan bermanfaat bagi Papua.
DR. KELIOPAS KREY: “SAAT INI UNIVERSITAS PAPUA SEDANG DI GANGGU”
Oleh:
Unipa-Manokwari, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Papua, Dr. Keliopas Krey, S.Pd, M.Si, mengatakan hal itu ketika memberikan amanat penutup Seminar Nasional MIPA di Mansinam Baeach Hotel pada kamis, (17/2), seminar sehari yang di hadiri 280 peserta dari berbagai daerah di Indonesia mulai dari aceh sampai Papua itu dilaksanakan secara offline dan Online.
Dr. Kelly Mengatakan kita harus memastikan bahwa Unipa telah ada sebagai bagian dari masyarakat global, cirinya adalah kita sama-sama mengakui misi pendidikan global/dunia yang ditetapkan oleh PBB melalui UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) Organisasi yang menangani tentang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB.
Kata Mantan Ketua Jurusan Biologi F-MIPA dua periode, "Visi Pendidikan Tinggi telah ditetapkan dan Unipa juga harus mengambil bagian dalam misi pendidikan tinggi itu tidak ada kata tidak". Lanjutnya lagi, yang pertama kita harus memastikan bahwa semua masyarakat yang belajar di Unipa itu di arahkan menuju masyarakat global/dunia. Ciri-cirinya sederhana saja unipa harus menentukan dan menetapkan platform pendidikan sehingga menghasilkan lulusan yang tinggi tetapi juga memastikan lulusan yang bertanggungjawab kepada bangsa dan negara".
Wakil Rektor III Unipa menambahkan "Tentunya yang kita inginkan adalah lulusan dari unipa semuanya adalah masyarakat yang nanti Akan belajar sepanjang hayat itulah, cita-cita Unesco. Oleh karena itu unesco juga telah menetapkan 4 pilar pendidikan dan saya senang dalam seminar ini banyak anak-anak muda yang terlibat dalam seminar ini. Katanya membakar semangat mahasiswa yang terlibat dalam seminar baik sebagai peserta maupun sebagai presenter. Ia ditambhakan pula "Dan memang begitulah masyarakat akademik, harus begitu dan itu adalah hal yang biasa kalau kita tidak buat baru itu hal yang luar biasa seperti apa yang F-MIPA buat hari ini biasa-biasa saja" disambut tepuk dengan tangan meriah oleh peserta seminar.
Dr. Kelly menjelaskan bahwa empat pilar Pembelajaran yang di tetapkan oleh Unesco diantaranya "Learning to life together" kita harus memastikan bahwa mahasiswa yang belajar disini di dorong untuk belajar hidup bersama.
"Sepanjang dia memahami Matematika,Biologi, Kimia, Visika tetapi kemudian softskill nya untuk hidup bersama tidak ada itu berarti kita belum menjadi bagian dari masyarakat global. Pilar berikutnya adalah Learning to Know, belajar mengetahui sesuatu. Hari ini mahasiswa belajar pada dosennya tantang apa yang belum diketahuinya. Apa yang saya belum ketahui dan apa yang harus saya buat supaya saya tahu dan saya beritahu kepada orang lain. Kemudian belajar untuk melakukan dan Belajar menjadi. belajar untuk melakukan sesuatu. Hari ini mahasiswa dan dosen ada yang baru pertama kali tampil di seminar nasional ini adalah wujud nyata belajar untuk melakukan sesuatu untuk diri kita"
Saya juga ingin mengatakan kepada bapak dan ibu dan hadirin sekalian bahwa saat ini kita semua telah melaksanakan Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs berisi 17 target disana dan bagaimana kita mempersiapkan generasi muda menajalankan itu, memliki collective action.
“Pada saat ini saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada F-MIPA, mulai dari dosen, mahasiswa, panitia, tendik dan semua pihak yang sudah bekerja keras mensukseskan Seminar Nasional ini, kiranya semua yang kita kerjakan untuk kemajuan pendidikan di tanah Papua akan diberkati oleh Tuhan sang guru Agung itu. tutupnya(m/i)