Universitas Papua (selanjutnya disebut UNIPA) didirikan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 153 tahun 2000, tanggal 3 November 2000. UNIPA merupakan pengembangan dari Fakultas Pertanian Universitas Cenderawasih. UNIPA diresmikan pada hari Sabtu, tanggal 28 Juli 2001 oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi atas nama Menteri Pendidikan Nasional. Perkembangan UNIPA melalui tiga periode, yaitu periode FPPK UNCEN (1964-1982), periode FAPERTA UNCEN (1982-2000), dan periode UNIPA (2000-sekarang).
Kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang diimplementasikan di Universitas Papua merupakan bentuk pelaksanaan dari Rencana Induk Penelitian dan Rencana Induk Pengabdian kepada Masyarakat.
Kehidupan di dalam dan di sekitar kampus membawa pengalaman baru yang berbeda bagi setiap mahasiswa. Dengan lokasi kampus yang berada di 4 kabupaten yang berbeda, mahasiswa akan terbawa untuk mengembangkan wawasan yang ke depannya akan bermanfaat bagi Papua.
KONFERENSI INTERNASIONAL DAN RAKORNAS KOBI MENGHASILKAN 5 REKOMENDASI
Oleh:
Manokwari (26/11), Konferensi Internasional dan rapat Koordinasi Konsosrsium Biologi Indonesia yang dilaksanakn selama 2 hari (24-25) di Mansinam Beach Hotel Manokwari Papua Barat telah menghasilkan rekomendasi lima. Rekomendasi tersebut adalah penyempurnaan dari berabagai masukan dan diskusi selama dua hari pelaksanaan kegiatan yang menguras daya dan dana. Kelima rekomendasi itu juga di pandang perlu ditindaklanjuti oleh para pihak pengambil kebijakan baik di tingkat prodi, Universitas, Kabupaten/kota, Provinsi sampai sampai ke tingkat nasional
Ketua Panitia Pelaksana Dr. Ir. Keliopas Krey, S.Pd, M.Si mengaku bersyukur karena Prodi Biologi bisa dipercaya untuk menjadi tuan rumah kegiatan bertaraf internasional di Unipa Manokwari. Katanya lagi seluruh naskah akademik dipresentasekan baik dari keynote speaker maupun peserta dari Sabang sampai Merauke maupun peserta dari luar negeri telah di rumuskan.
Tim perumus yang dibentuk untuk merumuskan naskah tersebut terdiri dari pewakilan Universitas, Pemda, KOBI dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) maupun PT. Freeport Indonesia telah menghasilkan lima rekomendasi yang perlu di tindaklanjuti oleh para pengambil kebijakan baik di tingkat daerah mapun pusat. kata Dr. Kelly Krey. Salah satu dari lima rekomendasi yang di hasilkan adalah "KOBI perlu membuat gerakan sadar konservasi berbasis kearifan lokal".
Acara Konferensi dan dan Rakornas di tutup oleh Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Markus M. Langsa, S.Si, M.Si, Ph.D yang sebelumnya memberikan sambutan dan apresiasi kepada semua sponsor serta panitia yang sukses melaksanakan kegiatan bertaraf Internasional. (m/i)