Universitas Papua (selanjutnya disebut UNIPA) didirikan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 153 tahun 2000, tanggal 3 November 2000. UNIPA merupakan pengembangan dari Fakultas Pertanian Universitas Cenderawasih. UNIPA diresmikan pada hari Sabtu, tanggal 28 Juli 2001 oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi atas nama Menteri Pendidikan Nasional. Perkembangan UNIPA melalui tiga periode, yaitu periode FPPK UNCEN (1964-1982), periode FAPERTA UNCEN (1982-2000), dan periode UNIPA (2000-sekarang).
Kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang diimplementasikan di Universitas Papua merupakan bentuk pelaksanaan dari Rencana Induk Penelitian dan Rencana Induk Pengabdian kepada Masyarakat.
Kehidupan di dalam dan di sekitar kampus membawa pengalaman baru yang berbeda bagi setiap mahasiswa. Dengan lokasi kampus yang berada di 4 kabupaten yang berbeda, mahasiswa akan terbawa untuk mengembangkan wawasan yang ke depannya akan bermanfaat bagi Papua.
MAHASISWA UNIPA MENDAPAT PELATIHAN TEKNIK MENJAHIT SEPATU. SIVITAS AKADEMIK JUGA IKUT BERGABUNG
Oleh:
maikel (Humas Unipa)
Unipa-Manokwari (3/3). Sebanyak 45mahasiswa semester akhir dibekali dengan pelatihan teknik jahit sepatu dan sendal yang diselenggarakan oleh kantor wakil Rektor bidang kemahasiswaan dan alumni unipa. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari jumat (3/30 bertempat di halaman gedung utama(rektorat) Unipa.
Wakil Rektor Bidang kemahasiswaan dan Ulumni Unipa Dr. Keliopas Krey, S.Pd, M,Si, dalam sambutannya pada saat pembukaan mengatakan "Kepedulian terhadap “Peningkatan kapasitas mahasiswa UNIPA terus diupayakan melalui berbagai tindakan nyata. Mulai dari perbaikan sistem pembinaan, tata kelola organisasi serta perwujudan kesejahteraan mahasiswa dilakukan secara bertahap dan terukur". lanjutnya lagi "Pelatihan ini terkesan sederhana namun memberi manfaat yang besar bagi mahasiswa sendiri"
Ia mencotohkan, harga jahit satu pasang sepatu harganya empat puluh ribu, coba bayangkan saja kalau sehari ada sepuluh sepatu yang di jahit, maka hasilnya ada 400 ribu hanya dengan bermodalkan jarum dan benang jahit, jumlah ini kalau di kalikan 30 hari hasilnya 12 juta. nilai ini jauh lebih besar dari gaji seorang pegawai negeri" katanya.
Pelatihan terbut menghadirkan delapan tukang jahit sepatu berpengalaman yang beroperasi di sekita rwilayah pasar Wosi dan sanggeng Manokwari. Turut ambil bagian pada pelatihan itu sivitas akademika yang terdiri dari dosen dan tenaga kependidikan. terlihat mereka semua serius mengikuti pelatihan selama 3 jam dan hasil akhir sebanyak 55 pasang sepatu dan sendal berhasil di jahit. masing-masing peserta diberikan bahan dan alat jahit serta sertifikat. (m/i)