Universitas Papua (selanjutnya disebut UNIPA) didirikan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 153 tahun 2000, tanggal 3 November 2000. UNIPA merupakan pengembangan dari Fakultas Pertanian Universitas Cenderawasih. UNIPA diresmikan pada hari Sabtu, tanggal 28 Juli 2001 oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi atas nama Menteri Pendidikan Nasional. Perkembangan UNIPA melalui tiga periode, yaitu periode FPPK UNCEN (1964-1982), periode FAPERTA UNCEN (1982-2000), dan periode UNIPA (2000-sekarang).
Kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang diimplementasikan di Universitas Papua merupakan bentuk pelaksanaan dari Rencana Induk Penelitian dan Rencana Induk Pengabdian kepada Masyarakat.
Kehidupan di dalam dan di sekitar kampus membawa pengalaman baru yang berbeda bagi setiap mahasiswa. Dengan lokasi kampus yang berada di 4 kabupaten yang berbeda, mahasiswa akan terbawa untuk mengembangkan wawasan yang ke depannya akan bermanfaat bagi Papua.
MAHASISWA UNIPA TURUN JALAN GALANG DANA UNTUK MEMBANTU PENGUNGSI DI KABUPATEN MAYBRAT.
Oleh:
Manokwari, (13/9), sejumlah mahasiswa Universitas Papua (UNIPA) pada hari Senin (12/9) turun jalan melakukan aksi pengumpulan dana guna membantu pengungsi dikampung Kisor Distrik Aifat Kabupaten Maybrat. Sebagaimana berita yang beredar kalau masyarakat kampung Kisor lebih dari 2000 orang mengungsi karena operasi militer yang dilakukan oleh TNI dan polri pasca insiden berdarah di Posramil di distrik Aifat yang menyebabkan 4 Personil TNI gugur.
Ketika ditanya tentang apa yang melatar belakangi aksi ini, Koordinator aksi Bram Sakof mengatakan bahwa mereka ingin membantu masyarakat kampung Kisor yang sedang mengungsi di hutan, “diantara mereka (pengungsi) ada orang tua mahasiswa juga mereka menyampaikan kondisi pengungsi sangat memprihatinkan. Mereka butuh makanan, pakaian, obat-obatan dan kebutuhan lainnya. informasi ini mereka dapat via telepon oleh salah satu orang tua mahasiswa unipa asal distrik Aifat.
Aksi yang di laksanakan di tiga titik perempatan lampu merah Makalo, Sanggeng dan Wosi oleh mahasiswa mendapat simpati dari masyarakat umum. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang meluangkan waktu untuk memberikan sumbangan. semangat Mahasiswa patut di ancungi jempol karena mereka rela kepanasan dan kehujanan demi membantu saudara-saudara kita yang sedang menderita disana.
Setelah dana, bama, pakaian dan obat-obatan terkumpul mereka akan mengantarkan sendiri ke kampung kisor kata salah satu mahasiswa, Aksi kemanusiaan yang dilakukan dengan moto Duka mereka adalah duka kita, derita mereka adalah derita kita” di koordinir langsung oleh mahasiswa unipa asal suku Maybrat.
Jika bapa ibu yang punya kelebihan uang, pakaian makanan, perlengkapan MCK, obat-obatan bisa bawa ke posko mahasiswa di sekretariat UKM unipa depan pintu utama. (m/i)