Universitas Papua (selanjutnya disebut UNIPA) didirikan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 153 tahun 2000, tanggal 3 November 2000. UNIPA merupakan pengembangan dari Fakultas Pertanian Universitas Cenderawasih. UNIPA diresmikan pada hari Sabtu, tanggal 28 Juli 2001 oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi atas nama Menteri Pendidikan Nasional. Perkembangan UNIPA melalui tiga periode, yaitu periode FPPK UNCEN (1964-1982), periode FAPERTA UNCEN (1982-2000), dan periode UNIPA (2000-sekarang).
Kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang diimplementasikan di Universitas Papua merupakan bentuk pelaksanaan dari Rencana Induk Penelitian dan Rencana Induk Pengabdian kepada Masyarakat.
Kehidupan di dalam dan di sekitar kampus membawa pengalaman baru yang berbeda bagi setiap mahasiswa. Dengan lokasi kampus yang berada di 4 kabupaten yang berbeda, mahasiswa akan terbawa untuk mengembangkan wawasan yang ke depannya akan bermanfaat bagi Papua.
PEDULI PERUBAHAN IKLIM UNIVERSITAS PAPUA SIAP MELAKSANAKAN SEMINAR INTERNASIONAL DENGAN MENGHADIRKAN PEMBICARA KUNCI DARI EMPAT NEGARA.
Oleh:
Humas Unipa
Unipa-Manokwari, Semakin banyaknya kejadianbencana terkait iklim akibat perubahan iklim, seperti banjir dan tanah longsor,banjir bandang, angin puting beliung, kekeringan dan kebakaranlahan/hutan/semak, serta siklon tropis, kejadian bencana yang berdampak parahdi negara negara tropistelah semakin banyak diamati yang mengakibatkan kerusakan dan kehilangankeanekaragaman hayati dan infrastruktur yang lebih tinggi.
peduli terhadapat hal tersebut diatas, Pasca Sarjana(PPs) Universitas Papua (UNIPA) akan mengadakan seminar Internasional padabulan November (24&25). Tentang Post graduate Conference “Biodiversity,Conservation and Climate Change in Tropical Countries. Seminar ini akan menghadirkan pembicara dari berbagainegara dan berbagai daerah di Indonesia. Adapun pembicara dari luar negeri yangakan di hadirkan pada seminar Internasional tersebut diantaranya Prof. Karl Kim, HawaiiUniversity dan GregoryTaff, WRI (USA), Prof.Sungsu Lee, Chungbuk National University (Korea), Prof. Hiroshi Ehara, NagoyaUniversity (Japan),Dr.Mark Erdmann, CI, (New Zeland).
Sedangkan pembicara dari dalam negeri yang akandihadirkan pada International Conference adalah MenteriLingkungan Hidup dan Kehutanan (Dr. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc.), Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi danGeofisika (Prof. Ir. Dwikorita Karnawati M.Sc., Ph.D.) dan KepalaBadan Nasional Penanggulangan Bencana (LetJend TNI Suharyanto, S.Sos, MM.)
Ketua panitia pelaksana Dr. Eng. Hendri,S.Si., M.Si mengatakan pelaksanaanInternational Conference bertujuan untuk menghimpun data dan menerima masukandari para peneliti dan berbagai pihakyang peduli dengan lingkungan untuk selanjutnya dapat menentukan arahkebijakan yang tepat tentang Biodiversitas, Konservasi dan perubahan Iklim dinegara-negara Tropis guna menghindari ancaman global yang sedang dan akanterjadi. Lanjutnya lagi dari data yang ada di Indonesia Padatahun 2015, Indonesia mencatat 1.664 kejadian bencana hidrometeorologi,sedangkan pada tahun 2018 jumlahnya meningkat dua kali lipat menjadi 3.810 kejadian.Pada tahun 2021. Oleh karena itu sebagai peneliti merasa bertanggungjawab untukmerncari solusi. Salah satunya melalui International Konference yang akan dilaksanakan pada bulan November 2022.(m/i).