Universitas Papua (selanjutnya disebut UNIPA) didirikan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 153 tahun 2000, tanggal 3 November 2000. UNIPA merupakan pengembangan dari Fakultas Pertanian Universitas Cenderawasih. UNIPA diresmikan pada hari Sabtu, tanggal 28 Juli 2001 oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi atas nama Menteri Pendidikan Nasional. Perkembangan UNIPA melalui tiga periode, yaitu periode FPPK UNCEN (1964-1982), periode FAPERTA UNCEN (1982-2000), dan periode UNIPA (2000-sekarang).
Kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang diimplementasikan di Universitas Papua merupakan bentuk pelaksanaan dari Rencana Induk Penelitian dan Rencana Induk Pengabdian kepada Masyarakat.
Kehidupan di dalam dan di sekitar kampus membawa pengalaman baru yang berbeda bagi setiap mahasiswa. Dengan lokasi kampus yang berada di 4 kabupaten yang berbeda, mahasiswa akan terbawa untuk mengembangkan wawasan yang ke depannya akan bermanfaat bagi Papua.
PROF. RICARDO F. TAPILATU, Ph.D, SALAH SATU PENELITI TERBAIK MENINGGAL DUNIA: SALAH SATU TIANG PENYANGGA RUMAH UNIPA PATAH.
Oleh:
Humas Unipa
Unipa-Manokwari (24/6). Universitas Papua (Unipa) di rundung duka yang dalam, seorang Guru Besar (GB) ilmu Biologi Laut yang mengajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan meninggal dunia pada saat melaksanakan salah satu tugas dari Tri dharma Perguruan Tinggi yaitu penelitian.
Alm. Menghembuskan nafas terakhir setelah menyelam di pulau Mansinam bersama dengan sahabat peneliti dan mahasiswanya untuk mengambil data Riset tentang Akar Bahar Hitam (The Black Corals) di pulau Mansinam Manokwari.
Dikisahkan oleh salah satu mahasiswanya bahwa sebelum menyelam mahasiswanya sempat tanya kepada Alm. bahkan di anjurkan untuk tidak ikut menyelam. , katanya “ Pak biar kami saja yang menyelam bapa tetap disini” (di atas perahu) tetapi beliau mengatakan “saya sudah siapkan peralatan menyelam jadi harus menyelam” kata alm. Setelah menyelam beberapa waktu Alm.Prof. Tapilatu timbul diatas air lalu mengatakan kepada mahasiswa dan ketiga anaknya yang saat itu bersama-sama, “ Bapa rasa dada sesak sekali rasanya sulit untuk bernapas” setelah itu alm. Melepaskan peralatan menyelam kemudian naik keatas perahu lalu pingsang kemudian dilarikan ke rumah sakit tetapi nyawanyatidak tertolong.
Alm. Tapilatu dikenal sebagai sosok yang energik dan akrab bergaul dengan siapa saja, kebiasaan yang selalu tanpak di wajanya adalah senyuman kepada siapa saja. Selain itu Alm juga merupakan sosok yang setia dalam melaksanakan Tri dharma Perguruan Tinggi, mahasiswa bimbingannya merasa nyaman ketika beliau membimbing mereka,
Alm. Merupakan Salah satu pemerhati biota laut termasuk Penyu belimbing yang merupakan salah satu spesies langka di dunia, selain itu alm.Juga aktif di berbagai komunitas laut. Salah satunya PANDU Laut Manokwari yang bergerak dan selalu menjaga kebersihanLaut Teluk Doreri.
Salah satu Sahabatnya menuliskan ucapan duka di akun Facebook Toto Risqi ...
“ Laut menjemputmu Pulang,
Kecintaanmu terhadap laut tidak diragukan lagi,
Jiwamu resah dengan rusaknya ekosistem Laut
Kepedulianmu membangkitkan Semangat kami para relawan
Berontak hati kami dengan berita mendadak ini.
Damailah bersama Tuhan bapak Ricardo Tapilatu.
Keergian GB bidang Ilmu Biologi Laut membuat Unipa kehilangan salah satu Dosen terbaik. Oleh karena itu beberapa sahabat Dosen dan para pimpinan mengatakan “salah satu tiang Penyangga utama Unipa telah patah.
Rektor dan seluruh Sivitas Akademika Unipa menyampaikanTURUT BERDUKACITA yang dalam atas terpanggilnya seorang Dosen terbaik. Kami merasa sangat kehilangan dirimu pak Prof. Tapilatu. Kami akan terus mengenangmu.
Semoga istrinya Dr. Rima Siburian, Ph.D dan ke tiga anaknya diberikan kesabaran dan penghiburan dari Surga. (m/i)