UNIPA HARI INI

Ikuti perkembangan di Universitas Papua di sini
November 1, 2021

UNIPA BERDUKA: DEKAN FAKULTAS SASTRA, ANDRIAS DEDA MENINGGAL DUNIA

Universitas Papua kehilangan seorang pemimpin terbaik, dia adalah Almarhum. Andarias Jefri A.Deda, S.Pd, MA Dekan Fakultas Sastra dan Budaya telah meninggal pada hari Sabtu pagi sekira jam 6.30 di rumah keluarganya di Koya kota jayapura. Almarhum jatuh sakit sejak bulan Maret 2021, sehingga harus mendapat rujukan ke rumah sakit umum Dok II Jayapura. Selama kurun waktu tersebut secara rutin berobat namun Tuhan berkehendak lain. Pada Sabtu pagi almarhum menghembuskan nafas terakhir dipangkuan istrinya yang tercinta.

Almarhum Andi dikenal sebagai sosok yang baik di kalangan kampus maupun di kalangan masyarakat umum, dekan FSB dua periode ini orangnya supel, murah senyum dan humoris,  hal ini membuat beliau mudah bergaul dengan siapa saja entah masyarakat umum, mahasiswa atau pejabat. Salah satu kelebihan yang dimiliki semasa hidup beliau ringan tangan untuk membantu siapa saja. Itu sebabnya beliau di tunjuk oleh Bupati Jayapura ( saat itu Melkias Suwae) sebagai pengawas asrama Jayapura.

Almarhum memperoleh Gelar S1 di di Uncen Jayapura setelah itu ditugaskan untuk mengabdi di Faperta Uncen Manokwari sebagai dosen Kemudian almarhum di tugaskan untuk melanjutkan kuliah di universitas di hawai Amerika Serikat selama dua tahun untuk memperoleh gelar Master of Art (MA). Satu periode beliau dipercayakan sebagai wakil dekan satu etelah itu terpilih menjadi dekan selama dua periode namun belum sempat selesaikan masa kepemimpinannya sebagai dekan di periode kedua, beliau mengundurkan diri dengan alasan sakit sampaimenghembuskan nafas terakhir.

Mantan sekretaris Koni Papua Barat periode 2013-2017 ini juga dikenal sebagai seorang sastrawan yang menguasai 5 bahasa asing ini juga dikenal sebagai penerjemah handal juga seorang penulis. Beberapa buku karya tangannya saat ini digunakan oleh mahasiswa sebagai referensi juga berbagai kalangan. Salah satu karya yang ditinggalkan almarhum kepada masyarakat suku Sentani adalah kamus bahasa Sentani Ingris dan indonesia. Almarhum juga terkenal dengan ketegasan dan komitmennya yang kokoh dalam memperjuangkan hak2 dasar orang Asli Papua. Almarhum meninggalkan seorang anak, tiga orang anak dan dua orang cucu.

Unipa berduka, Papua berduka, seluruh insan sastra merasa kehilangan sosok penting dalam dunia akademik, dunia sastra dan budaya.

Selamat jalan Sastrawan Papua

Selamat jalan pemimpin   kami

Selamat jalan orang tua kami.

Kami menangis, kami kehilangan dirimu, kami.mengasihimu namun Tuhan lebih menyayangimu (m/i)

Lampiran Berkas